Sejarah dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Bagi Pendidikan
Sejarah dan Tantangan Revolusi Industri 4.0 Bagi Pendidikan
Perkembangan zaman menuntut pada perubahan pola hidup manusia, guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat dan berkualitas. Perubahan-perubahan dilakukan guna memberikan inovasi untuk menunjang segala kegiatan serta membantu memenuhi kebutuhan manusia. Bentuk nyata dari upaya manusia agar selalu membuat inovasi seiring dengan perubahan zaman adalah terjadinya revolusi industri yang dimulai sekitar abad 18. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia yang semula dari manual menjadi digitalisasi. Istilah “revolusi industri” pada awalnya di perkenalkan oleh Friedrich Engles dan Louis Auguste Blanquidi pertengahan abad ke-19.
European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama atau juga sering dikenal dengan revolusi industri 1.0 terjadi pada tahun 1780 hingga 1840 di Inggris yang di tandai dengan pembuatan kontruksi rel kereta api dan penemuan mesin uap dan di gunakan pada mesin-mesin industri (Schwab, 2016:10). Penemuan yang terjadi pada revolusi industri 1.0 ini diberdayakan pada produksi mekanis, guna menunjang efektifitas dan efisiensi manusia. Penemuan mesin uap mengakibatkan perkembangan dan kemajuan perekonomian dunia, sehingga terjadi perubahan besar-besaran yang membuat terjadinya pergeseran tenaga ke mesin-mesin produksi mekanik.
Akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1870 telah muncul revolusi industri ke dua atau juga di sebut revolusi industri 2.0, yang ditandai dengan ditemukannya minyak, pesawat terbang, alat komunikasi, dan pembangkit listrik. Penemuan ini mengakibatkan adanya kegiatan produksi-produksi secara masal dalam segala sektor khususnya dalam bidang teknologi. Semakin berkembangnya kebutuhan manusia, pada tahun 1969 telah mencapai titik era revolusi industri 3.0. Pencapaian ini ditandai dengan pengintegrasian komputer terhadap alat-alat produksi, walaupun masih dalam kemampuan yang sederhana jika dibandingkan dengan saat ini. Dalam era ini sudah dikenal dengan internet yang mana memberikan pengaruh pada budaya dan peradaban zaman, serta adanya penyesuaian masal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomatisasi dan robot.
Revolusi industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang di tandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur (Herman et al 2015; Irianto, 2017). Istilah revolusi industri 4.0 sendiri muncul di neggara Jerman pada acara Hannover Fair pada tahun 2011 (kangermann dkk, 2011). Negara jerman menaruh kepentingan besar terhadap hal ini, karena revolusi industri 4.0 akan diupayakan sebagai rencana strategis pembangunan di tahun 2020, yang bertujuan untuk mempertahankan keunggulan Jerman dalam persaingan di dunia manufaktur (Heng, 2013). Revolusi industri 4.0 dalam perkembangannya memiliki sifat eksponensial dimana cyber physical system menjadi pusat, terbukti terintegrasinya manusia dengan teknologi sehingga menimbulkan kapabilitas yang benar-benar baru dan luas bagi manusia. Kecanggihan yang muncul pada era revolusi industri 4.0 sebagian kecilnya adalah tercerminnya penggunaan komunikasi jarak jauh yang mampu menampilkas visualisasi terkini bagi penggunannya, sehingga akan memberikan dalam mengakses informasi baik menyebarkan maupun menggunakannya dengan mudah dan efisien.
Pendidikan indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 harus memperhatikan beberapa aspek baik secara secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasar indeks daya saing global yang di rilis World Economic Forum (WEF) pada 2018 lalu, menempatkan Indonesia diperingkat ke-45 dari 140 negara. Indeks ini mengambarkan kesiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang menuntut inovasi. Indonesia dengan skor 64,9 berada di posisi 46 yang mana masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Tahiland yang masing masing menempati peringkat kedua, ke-25, dan ke-38. Tentu hal ini menjadi tantangan bangsa untuk menunjang inovasi-inovasi khsusya disektor pendidikan. Sebenarnya di dunia pendidikan sudah mulai terbiasa menggunakan teknologi, namum belum dimanfaatkan secara optimal guna mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Perlu diperhatikan karakteristik perkembangan teknologi saat ini agar dapat memanfaatkannya secara maksimal serta harus menyiapkan langkah-langkah antisipasi yang tepat. Tantangan pendidikan dalam menhadapi era revolusi industri di Indonesia yang lainnya adalah masalah pada sarana prasarana serta kesiapan pendidik untuk terjun di pendidikan era revolusi industri 4.0. Saat ini pemerintah masih berkutat pada masalah pemerataan akses serta pemenuhan sarana prasarana pendidikan. Kekuarangan daya dukung teknologi yang ada di sekolah-sekolah tentu akan menghambat proses pendidikan yang berbasis revolusi 4.0. Pemerintah melalui kebijakannya harus hadir dalam mengakomodir kebutuhan tersebut, menstimulus dan memfasilitasi siswa.
Baca Juga
Thanks infonya. Saya juga punya nih referensi lain tentang ulasan industri 4.0 yang lebih luas, dan ada kaitannya juga dengan dunia fintech di Indonesia. Cek di sini yuk: Penjelasan lengkap Revolusi Industri 4.0
ReplyDelete